Friday, September 30, 2011

doa pada-MU didalam rintihan kalbuku..

Tuhanku izinkan aku mencintaiMu,
melalui amalku yang singkat
dan sedekahku yang sedikit.
Tuhanku, aku tidak mampu mencintaiMU seperti Saidina Abu Bakar
Sanggup menyerahkan seluruh hartanya
atau seperti Saidina OmarYang menyerahkan separuh
hartanya demi mencari keredhaanMU
aku tidak mampu mencintaiMU
melalui solat yang khusyuk Seperti Saidina Ali
Tidak Berasa sakit walau panah menembusi kaki
izinkan aku mencintaiMU melalui solat yang ku lakukan dalam waktu
yang terbatas
Ya ALLAH...
masih ada keampunankah bagiku ..Aku terlalu jauh dari Mu..
Aku ingin kembali ke pada Mu ALLAH..
Terlalu byk lautan dosa ku...Terlalu luas bumi dosa ku..
Kau tetapkanlah hatiku agar terus dilandasan Mu ya ALLAH...
terus memengang agama Mu..
jgn biarkan aku hanyut ya ALLAH..
Ya ALLAH...
Ampunkanlah dosa hambamu ini...
Aku tidak layak ke syurga mu namun aku tidak ingin ke nerakamu..
Aku sedar akan dosa2 ku..mampukah aku menebusnya..
Ya ALLAH...
lindungilah aku...
Aku ingin kembali kepada mu..
Berikanlah aku ketenangan..
Berikanlah aku kekuatan dlm mengharungi hidup ini...
Teguhkanlah iman ku..
Kuatkanlah pendirian ku agar terus di jalan mu..
Luaskanlah fikiran ku...
Ampunilah hambamu
Ya Allah, hatiku gersang, kosong tanpa isi yang baik.
Tetapi dicemari dosa-dosa dan kemaksiatan kepadaMu.
Kau anugerahkan nikmat yang banyak kepadaku,
namun aku tidak tahu untuk mensyukurinya.
Kau menegurku dengan pelbagai bentuk ujian,
namun aku tetap lalai dari mengingatiMu.
Ya Allah, aku inginkan rahmat, kasih sayang dan perhatianMu.
Sungguh, aku yakin, hanya itu yang boleh membawa kebahagiaan hakiki.
Tetapi mengapa semua gerak lakuku, sentiasa menjauhi redhaMu?
Dunia masih mengaburi pandangan mata hatiku.
Aku seolah-olah hilang arah tujuan.
Sedang masuliyah sangat banyak menantiku.
Tapi, kebanyakan daripadanya gagal aku pikulkan.
Ya Ilahi, di manakah kebenaran amalku?
Dimanakah kebenaran hakiki?
Aku telah taubat pada jalan ini.
Ya Allah, tetapkan hatiku di atas jalan yang Engkau redhai.
Tiadalah gunanya hidupku kira amalku semuanya hilang bagaikan debu yang berterbangan, sedang dosa-dosaku menjadi lautan tempat berendam ria...
Ya Rabbi, Yang Memiliki Arsy Yang Agung, Yang Maha Agung,
Yang tiada yang layak disembah melainkan Engkau,
simpatilah hambaMu yang kerdil ini, hina dan jahil,
yang akan sesat tanpa bimbingan taufiq dan hidayahMu,
yang akan binasa di dalam neraka tanpa rahmat dan redhaMu,
yang hidupnya sentiasa sengsara tanpa kasih sayang dan perhatianMu.
Ya Allah, sungguh aku terlalu jauh dariMu,
hatiku terlalu keras dengan dosa-dosa terhadapMu.
Seringkali aku melanggar janji dengan Mu.
Begitulah hakikat hambaMu yang terlalu lemah untuk melawan belitan iblis dan nafsu. Ya Ilahi, kira Kau ingin menghukumku, maka Engkau adalah Dzat Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana...
Ya Ilahi... aku tak punya apa-apa melainkan apa yang Engkau anugerahkan,
tiada siapa yang memahamiku melainkan Engkau Rabb Yang Maha Memahami,
tiada siapa yang mengetahui sakitnya jiwaku,
melainkan Engkau Rabb Yang Maha Mengetahui,
tiada siapa yang mampu membantuku menguraikan kesulitanku,
melainkan Engkau Rabb Yang Maha Mengurusi makhluk,
tiada siapa pula yang mampu menghalang rencanaMu,
sekiranya kau tetapkan kecelakaan mahupun kesenangan atasku...
Ya Rabb, sungguh Kaulah yang Maha berkuasa
dan Maha berkehendak atas segala sesuatu...
Janganlah Kau haramkan rahmat dan hidayahMu atasku
hanya kerana dosa-dosa dan kemaksiatanku.
Ya Rabbi, Pemilik segala ampunan, Yang Maha Perkasa
dan tidak pernah menzalimi makhluk... ampunilah hambaMu...
tiadalah maknanya hidup ini tanpa ampunan dan rahmatMu.
Sungguh, aku amat yakin, bahwa rahmatMu Maha Luas dari dosaku..
walau kutahu, masih ramai lagi hamba-hambaMu
yang lebih layak untuk menerima perhatian dan kasih sayangMu,
Namun aku tetap terus meminta rahmatmu tanpa jemu
dan terus meminta walaupun aku tahu aku tak layak
dengan dosaku yang setinggi gunung
dan aku yakin sekali bahawa Allah lah sahaja
tempat aku bergantung harap dan kepada Allah lah
jua tempat aku akan kembali.
Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rabbi, Ya Ilahi,
curahkanlah rahmat dan kasihMu.
Ya Allah, dengarkanlah rintihan hatiku ,
kabulkan doa harapanku..
agar ku dapat perlindunganMu,
hingga selamat nasibku bila berhadapan denganMu kelak...
Perkenanlah permintaan ku ini Ya Rabb.
Ya...Allah...Ya Tuhanku
dalam sedarku aku selalu berusaha memanggil namaMu...
berkeluh kesah tentang kehidupan padaMu...
Menangis kerana kebesaranMu dan kecilnya aku....

Tetapi... dunia skrg ini amat menyedihkan...
Sehingga aku tenggelam didalamnya.....
dan aku jujur, terkadang aku menjadi manusia yang selalu silau akan semuanya....
walaupun bukan didalam semua hal…
atau setidaknya aku sering lalai dan terlupa.....
Ingin ku menjadi manusia yang baik dan taat...
menjadi hambaMu yang terbaik dan Bertakwa kepadamu Ya Rabb....
Tapi dunia ini terlalu berat buatku untuk kutempuh.....

Ya Allah ya Tuhanku......
Sebenarnya tatkala aku mendengar seruanMU....
melalui majlis taklim, hamba2Mu yang taat,kitabMU..........
Aku sedar akan kebesaranMu dan juga kebenaran2 dalam KitabMU.....
Bergetarlah tubuhku dan air mataku mengalir deras
...oh...Tuhan.........

Tapi kini lihatlah,... lihatlah siapa aku....
Betapa lemahnya aku sampai membiarkan umat islam mulai tenggelam
Terpedaya oleh mereka yang zalim .....
Dan spontan darah jihadku mengalir, semangatku bangkit.....


Tapi ya Allah , ya Tuhanku......
Dunia ini begitu nyata dan begitu besar buatku....
Aku begitu kecil, begitu lemah, untuk semuanya itu....
dan dalam kerendahanku pula....aku kadang merasa sendiri......
dimana ??? dimana pejuang islam sejati yang lain........
Yang selalu mengumandangkan takbir kebesaranMU.....
Yang selalu menjunjung islam sebagai jalan dan tujuan hidupnya.....
Yang selalu apa yang dilakukan adalah untukMU.......
Yang mempunyai rasa sayang yang tinggi kepada semuanya....

Ya Allah ya Tuhanku.....
berikanlah petunjukMU dan bangkitkanlah semangat islam....
pada jiwa jiwa yang bersih untuk siapapun di dunia ini......
terutama pada sahabat2 ku.....sesama muslim......
berikanlah mereka semua api jihad abadi....
yang tidak pernah padam seumur hidupnya.......
sehingga mereka bersatu untuk menegakkan islam dimuka bumi.....

ya Allah... Ya Tuhanku.......
Dulu ketika kusengsara, aku mencari sebaik-baiknya penolong...
kini Engkaupun telah datang padaku dan menemani hari hariku...
Engkau berikan aku keyakinan keberadaanMU yang satu...
Engkau bukan hanya sesembahanku melainkan juga teman terbaik sepanjang hidupku...

Ketika kubahagia, Engkau tetap disampingku...
Ketika kubersedih , Engkau menghiburku....
Ketika aku kebingungan, Engkau menunjukkanku...
dan banyak hal-hal yang lain Engkau berikan padaku tak terkira...
dan akupun sangat berterima kasih dan sujud syukur padaMU...

Tapi kini akupun ingin berkata jujur padaMU...
Ya Allah... Engkau telah memasukkan satu lagi perasaan kepadaku iaitu risau umat...
Kerana Engkau berikan rasa sayang padaku pada semua umat manusia,
Sedangkan aku melihat banyak umat manusia yang menderita...

Ya Allah ... tahukah Engkau kalau telah membuatku bersedih hati...
Kerana Engkau berikan rasa sayang padaku pada semua umat manusia,
Sedangkan banyak umat manusia memikirkan dirinya sendiri...

Ya Allah... tahukah kalau Engkau telah melukai perasaanku hingga membuatku menangis...
Kerana Engkau telah berikan rasa sayang padaku terhadap semua umat manusia..
Sedangkan banyak umat manusia dalam kesesatan yang nyata...

Ya Allah... Tahukah Engkau ada hal yang paling menyakitkan sepanjang hidupku..
Kerana Engkau telah berikan kesedaran untuk menegakan panji-panjiMU ,
namun diri ini tidak dapat berbuat banyak untuk kehidupan ini....

Maafkanlah diriku Ya Allah kerana hanya engkau yang tahu isi hati ini…
Maafkan juga kalau air mata ini tak dapat kubendung mengharap belas kasihMU..
Tiadapun satupun kesombongan yang dapat kulakukan dihadapanMU...
mahupun pada semua umat manusia yang lain dan hanya padamu aku berserah diri…
Dan tak berani pula kuberpaling padaMU..
kerana kutahu hanya Engkau selalu menjadi satu-satunya penolong setia dalam hidupku....


Ya Allah ....Ya Tuhanku... Mahukah Engkau menghapus dukaku...
Semoga Engkau mendengar rintihan tangisku yang tiada berkesudahan....
Engkau telah tahu siapa aku, tanpa aku mengatakanya....
tidak banyak yang kuminta padamu tuhanku, bukan pula syurga yang indah yang diimpikan banyak orang ....
Cukuplah beri hamba kemampuan untuk membuat semua umat manusia tersenyum dijalanMU,
Seperti Engkau berikan pada orang-orang beriman sebelumku...
Dan berikanlah hamba sahabat sahabat yang setia dalam memperjuangkan cita citaku dalam menegakkan ajaran ISLAM ini dan menangkanlah aku terhadap kaum yang kafir,
hanya engkaulah sahaja tuhanku yang memahami isi hati ini.
Ya...Allah Kabulkanlah Permintaan ku ini dengan Keredhaan mu Ya Rabb…


jagalah hati

HATI yang sihat menjadi idaman setiap insan kerana dengannya dapat mengemudi bahtera hidup pada laluan betul, malah sistem kehidupan tersusun rapi, tahu membezakan antara Pencipta dan yang dicipta, tunduk patuh kepada perintah-Nya.

Sementara hati yang sakit atau berpenyakit akan membuatkan hidup seseorang tidak fokus, mudah lupa diri dan hilang punca menyebabkan kehidupan kerap menjadi celaru, porak-peranda dan tidak memperoleh kebahagiaan.

Hati yang sejahtera disebut juga qalbun salim diterima di sisi Allah. Ia mempunyai sifat tersendiri, iaitu:


  • Hati yang sentiasa kembali kepada Allah (Qalbu munib). Hati orang yang kembali kepada Allah ialah mereka yang mempunyai sifat al-khasyyah, penyerahan kepada Allah (al-Islam lillah), at-tawakkal, at-tadakkur (memperingati ayat Allah), bersih daripada bentuk kesyirikan dan penyembah taghut, bertakwa terutama yang paling asas ialah tetap mendirikan solat dan rukun Islam yang lain.




  • Hati yang sejahtera ialah hati yang bersifat tenang (mutmainnah), iaitu hati yang sebati dengan zikrullah, hati yang mempunyai keyakinan iman dalam peringkat 'ainul yakin'; hati yang berjaya menghakikatkan konsep ubudiyah kepada Allah, zahir atau batin, iaitu hati yang berjaya menundukkan keinginan nafsu kepada iradah Allah dan bersih daripada sifat yang merosakkan.



    Hati yang berpenyakit ialah:




  • Kekufuran, sama ada kufur kerana jahil atau kufur semata-mata kerana kejuhudan dan keingkaran, kufur kerana angkuh atau derhaka terhadap hukum Allah.




  • Kesesatan, penyelewengan dan bidaah.




  • Kemunafikan.




  • Keraguan dan kesangsian kepada tanda kebenaran, kebesaran dan kesempurnaan Allah.




  • Muwalah atau memberikan kesetiaan kepada orang kafir.




  • Enggan atau berat hati untuk berjihad di jalan Allah.




  • Kerakusan hati kepada maksiat.




  • Derhaka pada perintah Allah.




  • Bersifat dengan sifat tercela, seperti takbur, hasad, riya, marah, bakhil, khianat, gemar kepada harta dan pangkat, mengikut hawa nafsu, buruk sangka terhadap Allah, putus asa daripada rahmat Allah, memusuhi dan membenci ulama yang baik.



  • Tuesday, September 27, 2011

    manusia syaitan..

    DALAM hadis yang terdapat di kitab Shahih Bukhari yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. Rasulullah s.a.w. menyatakan bahawa di bulan Ramadan para syaitan dibelenggu atau dirantai. Tetapi, mengapa banyak kejahatan juga terjadi di bulan Ramadan? Rompakan, pencurian, bahkan pelacuran pun terus berleluasa. Syaitan-syaitan mana lagi yang masih boleh keluar bebas dari belenggu dan menggoda manusia untuk melakukan kejahatan? Ternyata, mereka adalah syaitan dari kalangan manusia, dari jenis kita sendiri. Syaitan-syaitan dari kalangan manusia ini sudah ada sejak ribuan tahun lalu, setua umur umat manusia; bahkan menjadi musuh para nabi sebagaimana yang dijelaskan di Al-An‘am 112: “Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh iaitu syaitan-syaitan manusia dan jin sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu.” Begitu pula Imam Ahmad meriwayatkan hadis shahih dari Abu Zar r.a., dia berkata: Aku datang kepada Nabi s.a.w. dan baginda berada di masjid. Akupun duduk. Dan baginda menyatakan: “Wahai Abu Zar, apakah kamu sudah solat?” Aku jawab: “Belum.” Baginda mengatakan: “Bangkit dan solatlah.” Akupun bangkit dan solat lalu aku duduk. Baginda berkata: “Wahai Abu Zar, berlindunglah kepada Allah dari kejahatan syaitan manusia dan jin.” Abu Zar berkata: “Wahai Rasulullah apakah di kalangan manusia ada syaitan?” Baginda menjawab: “Ya.” Lalu, bagaimana manusia syaitan ini terbentuk?

    Asal-Usul Manusia-manusia Syaitan

    A. Terlahir Dari Hubungan Suami Isteri Tanpa Berlindung Dengan Allah
    Dari hadis yang cukup panjang yang diriwayatkan Muadz bin Jabal dari Ibnu Abbas r.a. tentang dialog Rasulullah s.a.w. dengan iblis, dapat diketahui asal-usul manusia-manusia syaitan ini. Mereka terlahir dari hubungan suami isteri tanpa berlindung dengan Allah. Iblis berucap, ”Aku minta agar Allah membiarkanku ikut bersama dengan orang yang berhubungan dengan isterinya tanpa berlindung dengan Allah, maka syaitan ikut bersamanya dan anak yang dilahirkan akan sangat patuh kepada syaitan”. Al-Hakim, At-Termizi, dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari Mujahid, dia berkata, “Apabila seseorang menyetubuhi isterinya dengan tidak menyebut nama Allah, jin akan menyelinap dalam saluran kencingnya dan ikut serta dalam bersetubuh.” Di dalam kitab Tahrim al-Fawahisy, Ath Thurthusyi diceritakan dalam bab Min Ayyi Syai’in Yakunu al-Mukhannats. Katanya, Ibnu Abbas r.a. berkata, “Al-mukhannats (lelaki yang seperti perempuan/banci/pondan) adalah anak-anak jin.” Lalu ia ditanya kembali, “Bagaimana itu boleh tejadi?” Ibnu Abbas menjawab, “Allah dan RasulNya telah melarang seseorang menyetubuhi isterinya pada waktu haid. Jika ia menyetubuhi isterinya pada keadaan demikian, syaitan mendahuluinya, dan setelah isterinya hamil, ia akan melahirkan seorang mukhannats (pondan).”

    B. Tumbuh Dewasa dan Menjadi Manusia Yang Tidak Ikhlas
    Setelah dewasa, bersama manusia lainnya yang terhasud oleh godaan syaitan, mereka menjadi manusia yang tidak ikhlas. Segala aktivitinya ditujukan bukan untuk mendapatkan keredhoan Allah, tetapi untuk mendapatkan dunia dan untuk mendapatkan pujian. Masih dari hadis yang diriwayatkan oleh Muadz bin Jabal tersebut, ketika Rasulullah s.a.w. bersabda, “Segala puji bagi Allah yang telah membahagiakan umatku dan menyengsarakanmu.” Iblis segera menimpali, “Tidak, tidak. Tidak akan ada kebahagiaan selama aku hidup hingga Hari Akhir. Bagaimana kau beroleh berbahagia dengan umatmu, sementara aku dapat masuk ke dalam aliran darah mereka dan mereka tak dapat melihatku. Demi yang menciptakan diriku dan memberikanku kesempatan hingga Hari Akhir, aku akan menyesatkan mereka semua. Baik yang bodoh, atau yang pintar, yang boleh membaca dan tidak boleh membaca, yang durjana dan yang salih, kecuali hamba Allah yang ikhlas.” Rasulullah saw. bertanya: “Sia0pa orang yang ikhlas menurutmu?” Iblis menjawab, “Tidakkah kau tahu, wahai Muhammad, bahawa barang siapa yang menyukai emas dan perak, ia bukan orang yang ikhlas. Jika kau lihat seseorang yang tidak menyukai dinar dan dirham, tidak suka pujian dan sanjungan, aku boleh pastikan bahawa ia orang yang ikhlas, maka aku meninggalkannya. Selama seorang hamba masih menyukai harta dan sanjungan, dan hatinya selalu terikat dengan kesenangan dunia, ia sangat patuh padaku.” Iblis berkata lagi,” “Mereka, anak-anakku, selalu menyusup dan berubah dari satu keadaan ke keadaan lainnya, dari satu pintu ke pintu yang lainnya untuk menggoda manusia hingga mereka terhempas dari keikhlasan mereka. Akhirnya, mereka menyembah Allah tanpa ikhlas, namun mereka tidak merasa. Tahukah kamu, Muhammad? Bahawa ada rahib yang telah beribadat kepada Allah selama 70 tahun. Setiap orang sakit yang didoakan olehnya, sembuh seketika. Aku terus menggodanya hingga ia berzina, membunuh dan kufur.”

    C. Menjadi Manusia Syaitan
    Para penjahat ini akhirnya terbelenggu dalam lingkaran kejahatan. Sebahagian dari mereka tidak puas jika kejahatan dan kemaksiatan dilakukan dari dan untuk diri mereka sendiri. Mereka kemudian menggoda dan membisiki orang lain untuk mengikuti perbuatan jahat seperti yang mereka sandang (penzina, pencuri, dukun, pemakan riba, pemabuk, pelacur, penggosip, pengadu domba, pendusta, dan lain-lain). Ketika orang-orang jahat ini menjadi penggoda dan pembisik atas segala perbuatan jahatnya, maka saat itulah mereka telah menjadi manusia syaitan. Sebahagian mereka kemudian mendapatkan bantuan dan kekuatan dari pimpinan mereka, iaitu Iblis, untuk menjadi dukun dengan satu tugas: menjerumuskan sebanyak-banyaknya manusia ke dalam kesesatan. Dukun-dukun ini menggunakan jampi-jampinya untuk mengubati orang yang kerasukan, menyihir dan mengajak berbuat syirik, padahal syirik adalah dosa besar yang tidak akan diampuni oleh Allah s.w.t. Begitu dahsyatnya Iblis dan anak-anaknya menggoda sehingga manusia yang terlahir suci pun dapat menjadi manusia syaitan, menjadi pengikutnya. Jangankan manusia awam yang tidak faham sepenuhnya ajaran Islam, ulama pun dapat dijerumuskan oleh mereka dan dapat menjadi manusia syaitan. Tidak sedikit ustaz dan ulama yang tanpa disedari telah berperanan sebagai dukun, menjadi utusan Iblis. Juga tidak sedikit ustaz dan ulama yang menjadi kaki tangan Iblis yang menjual ayat-ayat Allah dengan sangat murahnya, memecah belah ukhuwah (persaudaraan sesama umat Islam), menebar kebencian, fitnah dan menganjurkan kekerasan.

    Sunday, September 25, 2011

    penyakit bukan seksa,tapi nikmat penghapus dosa

    Inilah yang sebenarnya tersirat dalam hati nurani , dan akhirnya dapat juga dikatakan melalui penulisan ini.Memang sudah lama menyimpan perasaan untuk mengatakan dan akhirnya ALLAH juga yang menentukan MASANYA buat kita.

    Dugaan menghapuskan dosa

    SELAGI kita bernama manusia, selagi itu kita tidak sunyi membuat dosa dan kesilapan. Begitu juga dengan pelbagai dugaan yang terpaksa kita harungi dalam menempuh liku-liku kehidupan kita.

    Menurut sebuah hadith, setiap dugaan yang kita tempuhi ada ganjaran yang menanti kita, asalkan kita redha menghadapinya.

    Hadith :

    Dari Abdullah r.a katanya:”Aku datang mengunjungi Rasulullah s.a.w ketika beliau sakit, lalu kusentuh baginda seraya berkata: "Ya Rasulullah! Demam anda bertambah teruk."

    Jawab baginda, "Memang demamku sama dengan demam dua orang kamu." Kataku pula, "Semoga anda mendapat pahala berganda pula." Jawab baginda: "Semoga!"

    Kemudian sabda baginda pula: "Tidak ada seorang muslim yang ditimpa cubaan berupa sakit dan sebagainya melainkan dihapuskan Allah Taala dosa-dosanya, seperti pohon kayu menggugurkan daunnya."

    (Muslim)

    Huraian

    Segala bencana, penyakit, kesusahan atau kerunsingan yang menimpa tubuh badan atau akal fikiran seseorang mukmin adalah menjadi "kaffarah" (penghapus) kekotoran dosa dan kesalahan orang yang ditimpa bencana itu.

    Anas berkata, Rasulullah s.a.w bersabda: "Bahawa besarnya sesuatu balasan itu menurut besarnya sesuatu bencana ujian; dan bahawa Allah apabila mengasihi sesuatu kaum diuji mereka, kemudian sesiapa yang menerima ujian itu dengan reda, maka dia akan beroleh keredaan Allah, dan sesiapa yang bersikap keluh kesah serta benci menerima ujian itu, maka dia akan mendapat kemurkaan dari Allah." (At-Tirmidzi dan Ibn Majah)
    "Seandainya engkau tahu berapa lagi umurmu yang masih tersisa,
    Maka engkau akan melupakan angan-angan panjangmu.
    Wahai manusia, dengan kesihatan yang Ku berikan kepadamu,
    Engkau kuat untuk mentaati Aku,
    Dan dengan Taufik yang Aku anugerahkan kepadamu,
    Engkau dapat menunaikan tanggungjawab kepadaKU juga,
    Dengan rezeki yang Ku curahkan kepada mu juga,
    Engkau kuat berbuat maksiat kepada KU.
    Dan dengan kemahuan yang ku berikan kepadamu,
    Engkau dapat berkehendak apa yang engkau inginkan
    Dan dengan iradahKu engkau mempunyai kemahuan bagi dirimu,
    Dan dengan nikmat Ku engkau boleh berdiri, duduk dan pulang;
    Dan dengan pemeliharaanKU engkau dapat berpagi pagi dan berpetang-petang,
    Dan kerna kurniaanKU engkau hidup, ; dan didalam nikmatKU engkau boleh berpusing,
    Dan dengan kesihatan yang KU berikan, engkau dapat berhias,
    KEMUDIAN ENGKAU MELUPAKAN AKU DAN MENGINGAT SELAIN KU?...
    MENGAPAKAH ENGKAU TIDAK MENUNAIKAN HAK-HAK KU DAN MENSYUKURIKU"
    "Dalam Hidup ada Duri, Dalam hati ada ILAHI"

    Saturday, September 24, 2011

    hasad dan dengki..

    Abul Laits Assamarqandi r.a. meriwayatkan dengan sanadnya dari Alhasan berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Hasad dan dengki itu keduanya akan memakan habis hasanat sebagai mana api makan kayu."
    Ibrahim bin Aliyah dari Abbad bin Ishaq dari Abdurrahman bin Mu'awiyah berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Tiga macam sifat yang tidak dapat selamat daripadanya seorangpun iaitu:

    • Buruk sangka
    • Hasad dengki
    • Takut sial kerana sesuatu

    Lalu ditanya: "Ya Rasulullah, bagaimana untuk selamat dari semua itu?" Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: "Jika kau hasad maka jangan kau lanjutkan, dan jika menyangka maka jangan kau buktikan (jangan kau cari-cari kenyataannya) dan jika merasa takut dari sesuatu maka hadapilah (jangan mundur)." Yakni jika hasad dalam hatimu maka jangan kau lahirkan dalam amal perbuatanmu sebab selama hasad itu masih dalam hati, maka Allah s.w.t. maafkan selama belum keluar dengan lidah atau perbuatan. Jika su'udhdhan (buruk sangka) maka jangan kau buktikan, jangan berusaha menyelidiki mencari kenyataannya. Demikian pula jika akan keluar untuk sesuatu lalu ada suara burung atau lain-lain yang menimbulkan was-was atau takut dalam hati maka teruskan hajatmu dan jangan mundur."

    Nabi Muhammad s.a.w. suka kepada fa'al (kata-kata yang baik atau harapan yang baik) dan tidak suka thiyarah (takut sial kerana burung dan sebagainya) dan bersabda: "Thiyarah itu perbuatan jahiliyah." Seorang mukmin tidak takut dan berlindung kepada Allah s.w.t.

    Ibn Abbas r.a. berkata: "Jika kamu mendengar suara burung maka bacalah: "Allahumma la thoira illa thairuka walaa ilaha ghoiruka walaa haula walaa quwwata illa billahi." (Yang bermaksud): "Ya Allah, tidak ada burung kecuali burungMu dan tidak ada kebaikan kecuali daripadaMu dan tiada Tuhan kecuali Engkau dan tiada daya dan tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah." Dan teruskan maksudmu, maka tidak akan ada sesuatu yang berbahaya bagimu. Bi idz nillah.

    Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Jangan benci membenci dan jangan hasud menghasud dan jangan menawar barang untuk menjerumuskan orang lain dan jadilah kamu hamba Allah sebagai saudara."

    Mu'awiyah bin Abi Sufyan berkata kepada puteranya: "Hai anak, hati-hatilah dari hasud, dengki kerana ia akan nyata pada dirimu sebelum bahayanya tampak nyata pada musuhmu."

    Abul Laits berkata: "Tiada sesuatu yang lebih jahat daripada hasud, sebab penghasud itu akan terkena lima bencana sebelum terkena apa-apa yang dihasud iaitu:

    • Risau hati yang tak putus-putus
    • Bala yang tidak berpahala
    • Tercela yang tidak baik
    • Dimurka Allah s.w.t.
    • Tertutup padanya pintu taufiq

    Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Ingatlah bahawa nikmat-nikmat Allah s.w.t. ada musuhnya." Ditanya: "Siapakah musuh-musuh nikmat Allah s.w.t. itu, ya Rasulullah?" Jawab Rasulullah s.a.w.: "Ialah mereka yang hasud terhadap nikmat kurniaan Allah s.w.t. yang diberikan kepada manusia."

    Malik bin Dinaar berkata: "Saya dapat menerima persaksian orang qurraa' terhadap siapapun tetapi tidak dapat menerima persaksian terhadap sesama qurraa' sebab diantara mereka ada rasa iri hati dan hasud menghasud." Abuhurairah r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Enam kerana enam akan masuk neraka pada hari kiamat sebelum hisab (perhitungan amal) iaitu:

    • Pemerintah kerana zalim
    • Orang kerana fanatik (mengutamakan kebangsaan)
    • Kepala desa kerana sombong
    • Pedagang kerana kianat
    • Orang dusun kerana kebodohan
    • Ahli ilmu kerana hasud

    Yakni ulama yang hanya berebut dunia, mereka hasud satu sama lain, kerana itu seharusnya seseorang menuntut ilmu kerana Allah s.w.t. dan akhirat supaya tidak timbul hasud menghasud antara satu pada yang lain. Sebagaimana firman Allah s.w.t. mengenai orang-orang Yahudi (Yang berbunyi): "Am yahsudunan naasa ala maa ataahumullahu min fadhlihi." (Yang bermaksud): "Ataukah mereka hasud pada orang-orang kerana Allah memberikan kurniaNya kepada mereka."

    Seorang cendikiawan berkata: "Awaslah dari hasud (irihati) sebab hasud itu pertama-tama dosa dilangit dan juga pertama dosa yang terjadi dibumi. Iblis laknatullah diperintah sujud pada Nabi Adam a.s. akan tetapi oleh kerana ia irihati (hasud) sehingga menolak perintah Allah s.w.t. dan dia dikutuk oleh Allah s.w.t. dan juga Qabil membunuh Habil kerana irihati, hasud sebagaimana tersebut didalam ayat (yang berbunyi: "Watlu alaihim naba'abnai Adama bilhaqqi idz qorrabaa qurbana, qaala la aqtulannaka qaala innama yataqabbalullahu minal muttaqien." (Yang bermaksud): "Bacakanlah berita kedua putera Adam ketika sama-sama mengajukan korbannya, maka diterima yang satu dan ditolak yang lain, lalu ia berkata: "Saya akan membunuh engkau." Jawabnya: "Sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang yang bertaqwa."

    Al-Ahnaf bin Qays berkata: "Orang hasud tidak dapat senang dan orang bakhil tidak berbudi dan tidak dapat dijadikan kawan orang yang selalu jemu dan tidak ada kemanusiaan bagi pendusta. Dan tidak dapat diterima pendapat orang yang kianat dan tiada budi bagi orang yang rosak moral (tidak berakhlak).

    Seorang hakiem (cendiakiawan) berkata: "Belum pernah saya melihat seseorang zalim menyerupai orang yang dianiaya daripada penghasud."

    Muhammad bin Sirin bertanya: "Saya tidak dapat menghasud orang atas sesuatu daripada dunia, jika ia ahli syurga maka bagaimana saya akan iri hati padahal ia ahli syurga dan jika ia ahli neraka maka untuk apa hasud terhadap orang yang bakal masuk neraka?"

    Alhasan Albashri berkata: "Hai Anak Adam, mengapakah engkau iri hati terhadap saudaramu, maka jika Allah s.w.t. memberi sesuatu kepada orang yang kau hasud itu kerana kemuliaannya disisi Allah s.w.t. maka untuk apakah kau hasud kepada orang yang dimuliakan Allah s.w.t., jika tidak demikian maka untuk apakah kau hasud kepada orang yang akan masuk keneraka?"

    Abul Laits berkata: "Tiga macam orang yang tidak akan diterima doanya iaitu:

    • Orang yang makan haram
    • Orang yang tidak suka ghibah (membicarakan kejelekkan orang)
    • Siapa yang didalam hatinya ada hasud/irihati terhadap kaum muslimin

    Ibn Syihab (Azzubri) dari Salim dari ayahnya (Ibn Umar) r.a. berkata Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: "Tidak boleh seorang hasud kecuali dalam dua macam iaitu:

    • Seorang yang diberikan Allah s.w.t. kepandaian dalam Al-Quran maka digunakan siang malam (diamalkan)
    • Seseorang yang diberikan Allah s.w.t. kekayaan maka ia bersedekah siang malam.
      Ertinya: Orang boleh hasud untuk sedemikian ini

    Abul Laits berkata: "Yakni rajin sesungguh-sungguhnya ingin meniru perbuatan itu dalam ilmu dan kekayaannya, maka ini adalah baik. Maka jika ia ingin berubah orang yang baik itu maka ia jahat kerana Allah s.w.t. telah berfirman (Yang berbunyi): "Wala tatamannau maa fadhdhalallhu ba'dhakum ala ba'dhin." (Yang bermaksud): "Jangan menginginkan aoa yang diberikan Allah sebagai kurnia kepada setengahmu atas yang lain." Dalam ayat yang lain pula Allah s.w.t. berfirman (Yang berbunyi): " Was'alullaha min fadh lihi." (Yang bermaksud): "Kami sendiri minta kepada Allah dari kurniaNya."

    Maka kewajipan tiap muslim membersihkan dari dari hasud sebab hasud itu menentang hukum Allah s.w.t. dan ketentuan kurnia yang diberikan Allah s.w.t. kepada seseorang hamba yang diridhoNya.

    Al-alaa' bin Abdurrahman dari ayahnya dari Abuhurairah r.a. berkata: "Ia bertanya kepada Nabi Muhammad s.a.w. tentang kewajipan seorang muslim terhadap sesama muslim?" Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: "Hak kewajipan seorang muslim terhadap muslim yang lain ada enam iaitu:

    • Jika bertemu harus diberi salam
    • Jika mengundang harus didatangi
    • Jika diminta nasihat harus ditunjukkan yang benar (dinasihati)
    • Jika bersin dan mebaca Alhamdulillah harus didoakan dengan berdoa Yarhamukallah
    • Jika sakit harus diziarah
    • Jika mati harus dihantar jenazahnya

    Abul Laits meriwayatkan dengan sanandnya dari Anas bin Malik r.a. berkata: "Saya telah menjadi pelayan Nabi Muhammad s.a.w. sejak berumur lapan tahun dan pertama yang diajarkan Nabi Muhammad s.a.w. kepadaku: "Ya Anas, tetapkan wudukmu untuk sembahyang supaya dicinta oleh Malaikat yang menjagamu, dan ditambah umurmu. Ya Anas, mandilah dari janabat dan sempurnakan didalam mandi itu sebab dibawah tiap helai rambut ada janabat." Saya bertanya: "Bagaimana menyempurnakannya?" Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: "Puaskan sampai kedalam rambut-rambutmu dan bersihkan benar kulitmu, supaya engkau keluar dari tempat mandi sudah diampunkan dosa-dosamu. Ya Anas, jangan engkau tinggalkan sembahyang dhuha sebab itu sembahyangnya orang-orang awwaabiin (yang taubat kemabali kepada Allah s.w.t.) dan perbanyakkan sembahyang malam dan siang sebab selama engkau sembahyang maka Malaikat mendoakan untukmu. Hai Anas, jika engkau berdiri sembahyang makategakkan dirimu dihadapan Allah s.w.t. dan jika rukuk maka letakkan kedua tapak tangan dilututmu dan renggangkan jari-jarimu dan renggangkan kedua lenganmu dari pinggangmu, dan bila bangun dari ruruk maka tegakkan sehingga kembali semua anggota ditempatnya, dan jika sujud maka letakkan wajahmua ditanah dan jangan sebagai burung yang menyucuk makanan dan jangan kau hamparkan kedua lenganmu sebagaimana pelanduk, dan jika duduk diantara dua sujud maka jangan sebagaimana duduk anjing dan letakkan kedua bokongmu diantara dua kaki dan letakkan bahagian atas tapak kaki ditanah sebab Allah s.w.t. tidak melihat sembahyang yang tidak sempurna rukuk sujudnya. Dan jika dapat engkau tetap berwuduk siang malam maka kerjakanlah, sebab jika tiba mati kepadamu engkau sedang berwuduk, maka engkau tidak luput dari mati syahid. Hai Anas, jika engkau masuk kerumahmu maka berilah salam kepada keluargamu, supaya banyak berkat rumahmu dan jika engkau keluar untuk hajat maka beria salam pada tiap muslim yang bertemu kepadamu supaya masuk manisnya iman dalam hatimu, dan kila terkena dosa ketika keluar maka akan kembali sudah diampunkan dosamu. Hai Anas, jangan sampai diwaktu siang dan malam engkau mendendam dengki kepada seorang muslim sebab itu dari ajaranku maka siapa yang mengikuti ajaranku bererti cinta kepadaku dan siapa yang cinta kepadaku maka ia bersamaku disyurga. Hai Anas, jika engkau melakukan dan mengingati wasiatku ini, maka tidak ada sesuatu yang lebih suka daripada maut sebab disitulah istirehatmu."

    Didalam ajaran Nabi Muhammad s.a.w. ini dinyatakan bahawa membersihkan hati daripada dengki dan hasud kepada seseorang muslim termasuk Sunnaturrasul yang menjadi tanda cinta kepada Nabi Muhammad s.a.w. bagi siapa yang melakukannya, bahkan bersama Nabi Muhammad s.a.w. siyurga. Maka wajib tiap muslim membersihkan hatinya dari rasa dengki dan hasud sebab termasuk amal yang utama.

    Abul Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Anas r.a. berkata: "Ketika kami dimasjid bersama Nabi Muhammad s.a.w. tiba-tiba Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: ""Akan masuk kepadamu seorang ahli syurga sambil memegang kedua kasutnya dengan tangan kirinya." Maka tiba-tiba masuk seorang sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi Muhammad s.a.w. itu dan sesudah memberi salam ia duduk bersama kami. Kemudian pada esok harinya Nabi Muhammad s.a.w. bersabda pula dan masuk kembali orang itu seperti keadaan kelmarin dan hari ketiga Nabi Muhammad s.a.w. bersabda, juga sama seperti hari pertama dan kedua, dan ketika orang itu bangun untuk kembali diikuti oleh Abudullah bin Amr Al-ash dn berkata kepada orang itu: "Telah terjadi pertengkaran sedikit antaraku dengan ayahku sehingga aku bersumpah tidak akan masuk kerumah selama tiga malam, maka jika engkau tidak keberatan maka saya akan bermalam dirumahmu selama itu?" Jawabnya: "Baiklah." Anas berkata: "Abdullah bin Amr menceritakan bahawa ia bermalam dirumah orang itu dan ternyata bahawa orang itu tidak bangun malam, hanya jika tidur berzikir sehingga bangun fajar dan jika berwuduk sempurna dan sembahyang dengan khusyuk dan tidak puasa sunnat. Ddemikian saya perhatikan kelakuannya sampai tiga hari tiga malam, tidak lebih dari itu dan hanya saja ia tidak berkata-kata kecuali yang baik-baik. Dan setelah tiga malam saya merasa bahawa ia tidak mempunyai amal yang berlebihan dan saya kata kepadanya: "Ssebenarnya antara ku dengan ayahku tidak ada apa-apa, tetapi saya telah mendengar Nabi Muhammad s.a.w. bersabda didalm tiga majlis: "Akan tiba padamu seorang ahli syurga." tiba-tiba engkau datang dan kerana itu saya ingin mengetahui amalmu, maka saya berusaha bermalam dirumahmu untuk meniru amalmu tetapi ternyata kepadaku bahawa engkau tidak berlebihan, maka apa yang kiranya menyebabkan engkau sehingga Nabi Muhammad s.a.w. bersabda sedemikian?" Jawabnya: "Tidak lain melainkan apa yang sudah engkau lihat itu." Maka pergilah aku, tetapi lalu dipanggil olehnya dan berkata: "Amalku tidak lebih melainkan apa yang engkau saksikan itu, cuma saja saya tidak irihati atau dengki pada seseorang muslim terhadap segala yang ia dapat." Maka saya katakan: "Inilah yang menyampaikan engkau sehingga Nabi Muhammad s.a.w. bersabda sedemikian itu dan itulah yang tidak dapat kami lakukan."

    Seorang cendikiawan berkata: "Orang hasud telah menentang Allah s.w.t. dengan lima hal iaitu:

    • Kerana ia membenci nikmat Allah s.w.t. terhadap orang lain
    • Dia tidak suka pembahagian Allah s.w.t. untuk dirinya seolah-olah ia berkata: "Mengapa Engkau membagi begini?"
    • Ia bakhil terhadap kurniaan Allah s.w.t.
    • Dia menghina waliyullah sebab ia ingin tercabut nikmat Allah s.w.t. yang diberikan kepadanya
    • Dia membantu kepada iblis laknatullah

    Orang yang hasud tidak memperolehi dalam pergaulan kecuali hina dan kerendahan dan dari Malaikat kecuali laknat (kutukan) dan benci, dan jika sendirian hanya kerisauan dan duka dan ketika nazak (sakartul maut) hanya kesukaran, keberatan dan ketakutan dan dihari kiamat kecuali malu dan seksa, kemudian dalam neraka tempat pembakarannya."

    kerana-MU Ya ALLAH...

    Cinta itu indah..
    jika cinta itu kerana ALLAH.. kerana cinta itu akan sampai kepada ALLAH dahulu, kemudian barulah kepada sesiapa sahaja yang kamu cintai..


    Rindu itu indah…
    jika rindu itu kerana ALLAH… kerana rindu itu akan sampai kepada ALLAH dahulu, kemudian barulah kepada sesiapa sahaja yang kamu rindui…

    Kegembiraan itu indah..
    jika gembira itu kerana ALLAH… kerana gembira itu akan sampai kepada ALLAH dahulu, kemudian barulah kepada apa sahaja yang membuat kamu gembira…
    .
    Sedih itu indah..
    jika sedih itu kerana ALLAH.. kerana sedih itu akan sampai kepada ALLAH dahulu, kemudian barulah kepada apa sahaja yang membuat kamu sedih…
    .
    Bosan itu indah..
    jika bosan itu kerana ALLAH.. kerana bosan itu akan sampai kepada ALLAH dahulu, kemudian barulah kepada apa sahaja yang kamu bosankan…
    .
    Kesibukan itu indah..
    jika sibuk itu kerana ALLAH.. kerana kesibukan itu akan sampai kepada ALLAH dahulu, kemudian barulah kepada apa sahaja yang kamu sibukkan…
    .
    Sakit itu indah..
    jika sakit itu kerana ALLAH.. kerana kesakitan itu akan sampai kepada ALLAH dahulu, kemudian barulah kepada apa sahaja yang menyakitkan kamu…
    .
    Benci itu indah..
    jika benci itu kerana ALLAH.. kerana kebencian itu akan sampai kepada ALLAH dahulu, kemudian barulah kepada apa sahaja yang membuat kamu benci…
    .

    Kesusahan dan derita itu indah..
    jika ia kerana ALLAH.. kerana derita dan kesusahan itu akan sampai kepada ALLAH dahulu, kemudian barulah kepada apa sahaja yang membuat kamu susah dan derita..


    maka, niatlah segala perasaan kita hanya untuk Allah.. hanya untuk mendapatkan keredhaan Allah…
    jujurlah kepada Allah.. atas segala yang menimpa kamu… atas segala yang diperbuatkan oleh kamu.. dan kembalikanlah segala perasaan itu kepada Allah kembali.. kerana Allah jua lah yang memberi segala perasaan itu..
    jika ia memberi kebaikan dan menghapuskan dosa-dosa untuk kamu, menyempunakan diri kamu di kemudian hari, maka redhalah dengan perasaan itu..mohonlah, berdoalah agar Allah perbaiki diri kamu… dan berusaha lah untuk muhasabah diri..cari di mana kelalaian kamu selama ini… dan berusahalah memperbaiki diri.
    jika perasaan itu menambahkan dosa-dosa kamu, maka mohonlah dihilangkan . hanya kerana takut akan murka, azab allah di ‘sana’ nanti..
    serahlah diri kepada Allah dalam apa sahaja yang berlaku kepada kamu. insyaallah, Allah akan mengembalikan kembali perasaan-perasaan kamu itu mengikut apa yang terbaik untuk kamu.
    percayalah, Allah tidak pernah menyiksa kamu, kerana bukan itu tujuan kamu diciptakan. Allah sentiasa merindui dan mencintai kamu, hamba-hambanya ,lebih dari segala manusia yang ada di muka bumi ini…
    Allah memberi perasaan-perasaan itu untuk memberi ‘isyarat’ cinta dan kasih sayangnya untuk kamu kembali kepada nya… kembali tenang hanya jika bersamanya.
    jika masih belum ketemui ‘keindahan’ itu, sekurang-kurangnya kamu mendapat redha Allah.. kerana kamu mengingati dia dan berniat hanya kerana dia di setiap apa sahaja yang menimpa kamu...

    Apakah yang lebih bernilai dari REDHA ALLAH? dari RAHMAT ALLAH? dari KETENANGAN daripada ALLAH? dari perasaan KEINDAHAN hanya dengan ‘BERSAMA’ ALLAH?
    InsyaALLAH, kamu, kita semua akan ketemu ‘keindahan’ itu…jika kerana ALLAH…percayalah…
    Amin Ya Rabbal Alamin..

    Friday, September 23, 2011

    bagaimana ibadat akan membantu kita kelak

    Jika kita membuat dosa tidak terasa dengan dosa, satu kerana yang dibuat, kedua dosa kerana tidak merasa berdosa.Jika kita mengingati dosa, kita tidak nampak lagi kebaikan kita, apatah lagi untuk dibanggakan.Jika kita selalu mengingati dosa kita, kita tidak nampak dosa orang lain, apatah lagi hendak menceritakannya.
    Terhadap mazmumah dengan Allah, langkah-langkah mujahadah kita ialah: Membanyakkan ibadah-ibadah hablumminallah seperti sembahyang sunat (dengan faham, khusyuk dan istiqamah), zik rullah, wirid dan tahlil, membaca Al Quran, berdoa, tafakur dan sebagainya.

    1. SEMBAHYANG
    Perkara penting yang perlu diambil perhatian semasa menunaikan sembahyang hendaklah khusyuk. Ini berpandukan apa yang diingatkan oleh baginda Rasulullah SAW kepada Abu Zar: Ya Abu Zar dua rakaat sembahyang yang dilakukan dengan khusyuk itu lebih baik duri sembahyang sepanjang malam tetapi dengan hati yang lalai
    Sembahyang yang khusyuk bolehlah diertikan sembahyang yang sempurna lahir dan batin. Ketika jasad mengadap Allah, hati jug-a tunduk menyembah Allah. Ketika mulut menyebut Allahu Akbar, hati juga mengaku Allah Maha Besar. Ketika jasad sujud menghina diri, hati juga menyungkur menghina diri. Dan ketika mulut memuji mengagungkan Allah dan berdoa pada Allah, hati juga memuja, merintih dan karam dalam penyerahan pada Allah. Telah bertanya Jibril pada Nabi SAW: Khabarkan padaku apa itu ihsan ?
    Dijawab baginda, Engkau menyembah Allah seolah-olah engkau melihat-Nya. Jika tidak keliha tan, yakinlah bahawa Dia sentiasa melihat engkau.
    Kalaulah dapat dihayati sembahyang itu, sebagaimana yang dianjurkan di atas, kesannya akan cukup besar pada diri dan jiwa manusia. Iman akan bertambah di samping bertambahnya rasa tawakal, syukur, redha, sabar dan lain-lain sifat mahmudah.Cukuplah sedikit rakaat sembahyangnya asal khusyuk daripada banyak sembahyang tetapi lalai. Sebab perkara yang menjadi matlamat ibadah ialah membuahkan iman dan akhlak manusia. Kalau banyak pun rakaatnya tetapi dikerjakan dengan hati yang lalai, maka bukan sahaja iman dan akhlak tidak bertambah, malah ia menjadi sia-sia. Mungkin pahalanya Allah berikan juga, tetapi banggakah kita kalau perniagaan yang kita buat hanya mengembalikan modal langsung tidak untung?
    Sembahyang yang lalai tidak akan menambahkan iman dan menguatkan jiwa sebaliknya meletihkan badan sahaja. Di Padang Mahsyar nanti, Allah akan memanggil manusia yang sembahyang untuk diperiksa sembahyangnya. Waktu itu sembahyang akan dikategorikan pada lima peringkat:
    1. Sembahyang orang jahil.
    2. Sembahyang orang lalai.
    3. Sembahyang orang yang lalai separuh khusyuk.
    4. Sembahyang orang khusyuk.
    5. Sembahyang Nabi-Nabi dan Rasul
    Sembahyang orang jahil ialah sembahyang yang dilakukan oleh orang yang tiada ilmu tentang sembahyang. Dia tidak tahu tentang rukun dan sunat dan dibuat tanpa peraturan yang telah ditetapkan syariat. Kerana itu awal-awal lagi sembahyangnya ditolak malah ia berdosa kerana tidak belajar. Sembahyang orang lalai ialah sembahyang yang walaupun sempurna lahirnya tetapi hatinya tidak hadir langsung dalam sembahyang. Bermacam-macam perkara yang diingatkan sewaktu berdiri, rukuk, sujud dan duduk dalam sembahyangnya itu. Dari awal hingga akhir sembahyangnya sedikit pun tidak mengingati Allah. Sembahyang jenis ini diganjarkan dengan dosa bukan dengan pahala. Allah berfirman: Neraka Wail bagi orang yang sembahyang. Yang mereka itu lalai dalam sembahyangnya.(Al Maaun: 4-5)
    Sembahyang yang ketiga ialah sembahyang yang di dalamnya berlaku tarik menarik dengan syaitan. Maknanya orang itu sentiasa berjaga bila syaitan mula melalaikannya dari Allah, cepat-cepat dikembalikan ingatannya pada Allah. Begitulah seterusnya berlakunya hingga akhir sembahyang. Ada waktu lalai dan ada waktu khusyuk. Sembahyang ini tidak berdosa dan tidak juga berpahala. Cuma orang itudimaafkan.
    Sembahyang orang khusyuk ialah sembahyang orang yang sepanjang sembahyangnya itu penuh dengan ingatan pada Allah dan pada apa yang dibacakannya dalam sembahyang.Orang ini dapat merasakan yang dia sedang mengadap Allah, maka perhatiannya hanya pada Allah. Orang ini sembahyangnya bererti janjinya pada Allah, memohon ampun pada Allah, berdoa pada Allah, menghina diri pada Allah dan mengagungkan Allah. Sembahyang beginilah yang akan menghapuskan dosa, membaharui ikrar, menguatkan iman, mendekatkan hati pada Allah, meningkatkan taqwa dan mengelakkan diri dari perbuatan keji dan mungkar. Itulah keuntungan di dunia dan di akhirat Allah menganugerahkan pahala syurga yang penuh kenikmatan. Sembahyang yang kelima ialah peringkat tertinggi iaitu sembahyang para Nabi dan Rasul. Mereka ini luar biasa khusyuknya. Mereka benar-benar nampak Allah dengan mata hati. Dalam sembahyang mereka seakan-akan sedang berbual-bual dengan Allah. Sebab itu mereka tidak pernah jemu dengan sembahyang.
    Bagaimana indahnya perasaaan hati orang yang dapat bertemu kekasihnya, begitulah indahnya perasaan mereka ini dalam sembahyang. Salah satu perkara utama yang disukai oleh Rasulullah SAW ialah sembahyang. “Sembahyang penyejuk mataku,” menurut sabda baginda. Syurga yang akan Allah anugerahkan pada mere- ka ialah syurga tertinggi yang tidak tercapai oleh orang-orang awam seperti kita. Jadi tugas kita sekarang ialah memperbaiki sem- bahyang di samping membanyakkannya. Untuk itu kita sekali lagi mesti mujahadah. Dan hanya dengan mujahadah kita mungkin dapat mempertingkatkan iman dan membanyakkan amalan soleh. Dan hanya dengan iman dan amal soleh sajalah kita dapat membina dan mencantikkan rumah kita di akhirat nanti.
    2. ZIKRULLAH, WIRID DAN TAHLIL
    Semua ibadah-ibadah zikrullah ini kalau dikerjakan dengan betul akan meresap ke hati dan menghasilkan iman, ketenangan, serta kebahagiaan di hati. Firman Allah: Ketahuilah bahawa dengan meng ingati Allah itu, hati akan tenang.(Ar Ra’d: 28)
    Syaratnya mestilah ibadah itu dilakukan dengan beradab, difahami dan dihayati maksudnya.
    Misalnya kita menyebut mestilah diberitahu hati bahawa Maha Suci Allah dari kekurangan yang disifatkan pada-Nya. Bila menyebut resapkan di hati bahawa segala puji bagi Allah, segala kebaikan, nikmat dan rahmat yang memenuhi langit dan bumi adalah kepunyaan Allah. Kenangkan segala pemberian Allah pada kita semasa menyebut pujian itu supaya dengan itu akan terasa hubungan kita dengan Allah.
    Begitu juga ketika menyebut sedarkan hati bahawa Allah Maha Besar, Maha Pencipta, Maha Perkasa dan Maha Pentadbir seluruh langit dan bumi. Rasailah betapa kerdilnya kita di bawah pemerhatian Allah yang hebat itu.
    3. MEMBACA QURAN
    Al Quran ialah Kitabullah, diturunkan khusus untuk kita manusia. Membacanya adalah ibadah, memahaminya ialah ubat, mengikutinya adalah petunjuk dan menghayatinya menambah iman dan taqwa.Rugi besarlah orang yang menganggap dan ringan dengan Al Quran.
    Bertanya Allah dalam surah Al Waaqiah: Sesungguhnya Al Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia. Terdapat dalam kitab yang terpelihara (lauhul mahfuz). Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan semesta alam. Maka apakah kamu mengangap remeh sahaja Al Quran ini? Kamu (mengganti) rezeki (Allah) dengan mendustakan Allah. (Al Waaqiah: 77-82)
    Umat Islam kini memang begitu, menyama-rata- kan kitab mulia ini dengan buku ciptaan manusia. Sewaktu-waktu, Al Quran dipermainkan untuk suka- suka dengan tujuan duniawi semata-mata. Alangkah sedihnya. Kembalilah, sama-sama kita junjung pusaka mulia, warisan yang betul-betul diuntukkan pada kita. Kita agungkan seagung-agungnya untuk kita perju- angkan sungguh-sungguh. Barulah padan dengan kemuliaan dan kehebatan yang ada padanya.
    Di antara adabadab yang perlu dilakukan ketika kita membaca Kitab mulia ini ialah:
    • Berwuduk.
    •Tempat duduk adalah bersih dan suci seperti masjid, surau dan lain-lain.
    • Mengadap kiblat.
    • Bacaan dilakukan dengan tertib yakni dengan terang dan perlahan dan lambat-lambat.
    • Memahami dan menghayati bacaan dengan melakukan apa yang dikehendaki oleh ayat yang dibaca. Misalnya kita baca ayat tasbih, maka kita pun berdoa dan bertasbih.
    Bila membaca ayat doa dan istighfar, kita pun berdoa dan meminta ampun. Bila membaca ayat menceritakan azab Neraka, kita pun minta berlindung dari Neraka dengan doa. Bila membaca ayat yang menceritakan nikmat syurga kita pun berdoa. Bila baca ayat orang kafir mensyirikkan Allah, kita segera menafikan dengan ucapan dan begitulah seterusnya. Ucapan-ucapan ini boleh diucapkan di mulut atau di hati tetapi yang penting kesungguhan dan keikhlasan kita menyebutnya (mengucap kannya). Bacaan dibuat dengan suara dan nada yang merdu dan sedap. Jangan putuskan bacaan hanya kerana hendak makan atau berbual-bual. Hentikan ia di tempat-tempat yang telah ditentukan. Elok diakhiri dengan doa. Sesungguhnya kalau kandungan Al Quran itu ditatap selalu dengan kefahaman dan keimanan, Insya-Allah hati akan terdidik untuk tambah beriman dan bertaqwa.
    4. BERDOA
    Berdoa juga adalah ibadah, juga sumber iman dan pergantungan diri kepada Allah. Orang-orang yang tidak mahu berdoa kepada Allah sebenarnya sombong dengan Allah. Bukankah terlalu banyak hajat, keinginan dan harapan kita yang hanya mungkin tercapai dengan pertolongan Allah?
    Kalau begitu, berdoalah. Adukan semua masalah kepada Allah dan gantungkan harapan penuh kepadaNya. Berdoalah di tempat-tempat dan di waktu- waktu yang di “kabul doa” dengan hati yang penuh khusyuk, mengharap dan yakin serta sabar, insya- Allah ia akan menjadi sumber ketenangan dan kebahagiaan. Sebab sudah fitrah manusia apabila ia dalam kesusahan ia akan mengalami ketegangan fikiran dan perasaan. Satu-satunya cara mengubat penyakit ini ialah dengan mengadu, mengharap dan menyandar- kan diri kepada suatu kuasa yang boleh menolong- nya menyelesaikan masalah itu. Kerana itu, Islam mengajar doa. Sebab hanya Allah-lah kuasa mutlak yang layak dan mampu ber- buat begitu. Faedah berdoa ialah jiwa yang lemah akan jadi kuat, hati yang susah jadi senang dan perasaan yang gelisah jadi tenang.
    Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: Berfikir satu saat itu lebih baik daripada ibaduh setahun.
    Anjuran berfikir bertujuan menyedarkan manusia tentang sifat wujud Allah dan Maha Kuasanya Allah. Perkara-perkara yang elok difikirkan ialah tentang diri sendiri. Allah mulakan kejadian kita hanya daripada setitik air mani. Harga setitik air mani adalah lebih rendah daripada harga sebiji padi kalaulah Allah tidak menanamkannya di dalam rahim perempuan.
    Tidak juga akan berharga kalau Allah tidak memelihara, menghidupkannya dengan memberi segala keperluan untuk tinggal di dalam rahim. Belum juga akan berharga sekiranya Allah tidak memudahkan baginya keluar ke atas bumi. Dan belum juga akan berharga kalau Allah tidak besarkan serta diberi akal fikiran. Dengan akal yang Allah kurniakan manusia jadi raja, menteri, hulubalang, pengawal keselamatan, ahli fikir, professor, doktor, juruteknik, jurutera, pensya rah, guru dan lain-lain yang pandai, kuat, kaya dan hidup lepas bebas. Dengan akal fikiran, manusia telah dapat meratakan gunung, membelah angkasa, menyelami laut an dan memperkosa bumi semahu-mahunya. Tetapi tidak selamanya begitu. Kita tidak akan boleh sema hu-mahunya dan tidak selama yang kita kehendaki. Kita mesti mati. Kenapa tidak dihalang mati itu? Tidak mungkin, sepertilah tidak mungkinnya kita mendatangkan diri kita ke dunia ini dahulu.
    Firman Allah dalam Al Quran: Allah, Dialah yang menciptakan kamu daripada keadaan lemah kemudian Dia menjadikan kumu sesudah lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan(kamu) sesudah kuat itu lemah (kernbali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah yang Maha Mengetahui lagi Maha Perkasa. (Ar Rum: 54)
    Sesudah mati, Allah berjanji untuk menghidup kan dan membangkitkan kita kembali di hari Qiamat. Apakah alasan untuk tidak percaya akan janji Allah itu? Siapakah kita untuk menolak kedatangannya?
    Firman Allah: Tidaklah(susah) menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) melainkan hanya seperti (mencipta dan membangkitkan) satu jiwa sahaja. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.(Luqman: 28)
    Fikirkan pula nikmat-nikmat Allah saat ini. Mata, telinga, kaki, tangan semuanya yang sangat penting untuk keperluan hidup, Allah kurniakan tanpa menagih bayaran satu sen pun daripada kita. Walhal harga sepasang kaki palsu sudah beribu-ribu ringgit, gigi palsu juga mahal. Maka apalagi mata, telinga, hati, lidah dan akal yang Allah kurniakan, tentunya memang tidak ternilai. Dengan apa hendak dibalas pemberian yang begitu besar? Fikirkan pula apakah sudah kita berterimakasih kepada Allah? Sudahkah kita tunaikan suruhan-Nya? Sudahkah kita berhenti daripada membuat perkara-perkara yang dilarang-Nya? Sudah cukupkah bakti kita sebagai hamba untuk membalas kemurahan dan kasih sayang Allah pemelihara kita itu?
    Bersabda Rasulullah SAW: Tiga perkara ini, sesiapa yang memilikinya akan mendapat kemanisan iman: menyintai Allah dan Rasul lebih daripada lainnya, mencintai seseorang semata-mata kerana Allah, benci kembali kepada kekufuran sepertimana benci dicampak ke Neraka. (Riwayat: Ahmad, Al Bukhari dan Muslim, At Tarmizi, An Nasai dan Ibnu Majah)
    Diceritakan, telah meninggal seorang abid lalu Allah memanggilnya untuk diberitahu bahawa dia akan dimasukkan ke syurga sebagai satu kemurahan dan rahmat Allah kepadanya. Mendengarkan itu, si abid merasa tidak puas hati kerana ia dapat ke syurga hanya melalui belas kasihan Allah sedangkan di dunia dia begitu kuat ibadah. Si abid lalu memohon dimasukkan ke syurga yang setimpal dengan amal ibadahnya yang banyak itu. Allah SWT memerintahkan malaikat menghitung dan menilai ibadah si abid itu. Bila selesai, Allah mengumumkan bahawa ibadah-ibadah yang dibuat oleh si abid itu tidakpun cukup untuk membayar harga sebelah matanya. Bagaimana untuk mendapatkan syurga? Si abid pun tersipu-sipu lalu memohon agar berpeluang masuk ke syurga.
    Demikian satu contoh menunjukkan nilai amal bakti kita ini masih belum sepadan dengan pembe rian Allah pada kita, malah kalaupun setiap saat dari umur kita, kita gunakan untuk menghambakan diri kepada Allah pun belum padan. Apalagi kalau seseorang yang sombong, engkar dan derhaka kepada Allah. Sesuai sangatiah Allah lontarkan dalam api dan tersiksa selama-lamanya. Lihat pula beras yang kita jadikan nasi. Dapatkah pokok padi itu tumbuh dengan sendiri kalau Allah tidak diturunkan hujan dan kalau tanah tidak dire kahkan supaya biji yang didalam tanah itu dapat menembus naik untuk mendapatkan cahaya matahari?
    Dapatkah manusia membuat air? Dapatkah manu- sia melubangi tanah dengan sehalus-halusnya hingga akar pokok itu dapat menjalar mencari makanan dan minumannya? Manusia menanam, tetapi siapa yang menumbuhkannya? Sesudah berfikir dan membuat kesimpulan, patutlah hati terus celik, nampak kewujudan, kemurahan dan kekuasaan Allah SWT. Sepatutnya hati akan menyedarkan akal tentang perlunya Allah itu disembah. Hati selanjutnya akan mengarahkan kaki, tangan dan seluruh anggota lahir menunaikan perintah Allah dan berhenti daripada mengerjakan larangan-Nya. Kalau tidak begitu, patut sangat ditangisi kerana butanya hati yang sebenarnya lebih parah daripada buta mata. Kemudian dongakkan muka ke langit. Lihat matahari yang naik dan turun, memberi panas dan menjadikan waktu yang bermusim-musim. Bulan yang kecil dan besar, menjadikan malam kadang-kadang gelap dan kadang-kadang-terang, menjadikan air laut pasang dan surut. Lihat bintang-bintang yang berkerdipan menghiasi langit berseri-seri. Lihat semua itu dan sebutlah Allah. Resapkan di hati berapa besar kuasanya Dia dan pemurahnya Dia.Dengan itu mudah-mudahan lembutlah hati kita untuk tunduk menyembah dan mengabdikan diri kepada Allah.
    Bersabda Rasulullah SAW maksudnya: Siapa yang mendongak ke langit melihat bulan dan bintang kemudian terasa betapa kuasanya Allah, muka sebanyah bilangan bintang-bintangnya itulah dosanya diampunkan.
    Seseorang yang melihat alam kemudian berfikir tentang Allah lalu terasa kehebatan Allah hingga lembut hatinya, terus mahu tunduk menyembah Allah dengan sedar dan khusyuk, itulah manusia yang sempurna. Dia sedar dirinya sebagai barang ciptaan Allah maka ia mahu menyerahkan kembali pemberian itu kepada Allah. Berjayalah dia di dunia dan akhirat.
    Di dalam Al Quran Allah berulang-ulang kali menyuruh manusia berfikir, menggunakan akal yang diberikan untuk menyaksikan wujud dan perkasanya Allah. Firman-Nya: Tidakkah kamu Perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan (untuk kepentinganmu) apa yang di langit dan di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmut-Nya lahir dun batin. Dan sebahagian manusia masih ada yang membantah tentang keesaan Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan kitab yang memberi penerangan. (Luqman: 20)
    Firman Allah dalam Surah Ar-Rum: Dan di antara kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan mera- sa tenteram kepadanya dan dijadikannya di antara kamu kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu sebagai bahan renungan lagi kaum yang berfikir. (Ar Rum: 21)
    Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak (menguasai bumi). (Ar Rum: 20)
    Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nyd ialah penciptaan langit dan bumi dan begitu juga berlain-lainan bahasa dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu sebagai bahan renungan bagi orang-orang yang mengetahui. (Ar Rum: 22)
    Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah penciptaan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasa dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengar. (Ar Rum: 23)
    Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya Dia memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan dan Dia menurunkan air dari langit lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergu nakan akalnya. (Ar Rum: 24)
    Dan di antara tanda-tanda ke kuasaan-Nya ialah terbinanya langit dan bumi dengan perintah-Nya. Kemudian apabila Dia memanggilmu dengan sekali panggilan dari bumi, ketika itu (juga) kamu keluar (dari kubur).(Ar Rum: 25)
    Seperkara lagi yang patut difikirkan ialah tentang dosa kita kepada Allah dan sesama manusia. Berapa banyak dosa kita kepada Allah dan sesama manusia? Selamatkah kita daripada siksaan dan kemurkaan Allah di dunia dan di Akhirat? Mampukah kita berhadapan dengan Munkar dan Nakir di dalam kubur nanti? Tahankah kita dengan bakaran api Neraka? Fikirkan itu selalu, insya-Allah akan melembutkan hati. Kemudian terapkan keyakinan yang sungguh- sungguh bahawa mati itu benar, memasuki liang kubur itu adalah benar, soalan Munkar dan Nakir itu adalah benar. Melintasi Siratul Mustaqim itu benar, pembalasan siksa Neraka dan nikmat Syurga adalah benar belaka. Pasti berlaku tanpa syak dan ragu.
    Sekiranya penerangan itu diulang-ulang setiap hari, insya-Allah hati akan dimasuki iman yang waja yang tidak mudah digoyangkan walau dengan ribut taufan yang kuat dan dahsyat. Usaha lain yang baik dibuat untuk mendapatkan iman ialah berpuasa sunat, berjuang, berjihad, bersedekah, menziarahi orang sakit atau jenazah dan lain-lain lagi. Kalau amalan-amalan itu dilakukan mengikut adab dan tujuan yang dianjurkan syariat, semuanya akan menambahkan iman. Perlu pula diingatkan bahawa setiap dosa sama ada kecil apalagi besar ialah perosak dan peruntuh iman. Rasulullah SAW bersabda: Bukanlah seseorang yang berzina ketika berzina seorang mukmin. (Riwayat Al Bukhari dan Muslim)
    Ertinya seseorang yang sedang berzina itu rosak dan hilanglah imannya. Jadi bagi orang yang betul- betul mahu memelihara dan meningkatkan imannya janganlah melakukan dosa. Kalau terbuat, cepatcepat istighfar, menyesal dan taubat. Iman juga boleh berkurang sesudah naik atau boleh naik sesudah turun. Inilah sifat iman kita iman orang ilmu. Sebab itu supaya tidak mengalami penurunan, iman mesti dibaja selalu dengan cara-cara yang banyak dihuraikan di atas. Sesiapa yang rajin, selamatlah ia, sebaliknya sesia- pa yang cuai akan terimalah akibatnya. Saya tegaskan bahawa ibadah-ibadah di atas mesti dilakukan dengan khusyuk dan tawadhuk. Kalau tidak, ibadah itu tidak akan bererti apa-apa. Umpama orang yang lapar mengambil nasi hanya untuk dimain-main tanpa disuapkan ke mulut. Akan hilang- kah laparnya? Begitulah ibadah, kalau tidak dihayati, roh tidak akan memperolehi apa-apa.
    Lebih baik tidak sembahyang sunat kalau gopoh-gapah. Sudahlah kita tidak beradab dengan Allah, kesan sembahyang pada hati itu pula tidak ada. Tetapi dengan ibadah-ibadah yang khusyuk kita akan membiasakan hati untuk:
    • Membesarkan Allah,
    • Mengenal Allah,
    • Menghina diri dan malu dengan Allah,
    • Takut ancaman Allah dan harap nikmat Allah,
    • Terasa diawasi oleh Allah,
    • Terasa gerun dan hebat dengan Allah dan cinta kepada-Nya.
    Bila sudah masuk perasaan-perasaan begitu dalam hati dengan sendirinya hati kita akan beramal baik:
    1. Bila kita menerima nasib buruk, kita akan redha sebab kita yakin Allah yang mentakdirkannya dan Allah cukup adil, pengasih dan setiap takdir-Nya adalah membawa kebaikan dan bukan untuk menganiaya dan menyeksakan kita. Lagi pun nasib buruk itu hanya satu manakala nikmat-nikmat lain pula tidak terhitung banyaknya.
    2. Bila datang ujian kita akan sabar. Allah menguji kita atas dua maksud:
    a. Untuk menghapuskan dosa. Kita memang berdosa sama ada disedari atau tidak. Jadi patutlah diuji untuk ingatkan kita bahwa kejahatan itu jangan dibuat lagi. Balasan di dunia pun rasanya tidak tahan apalagi balasan Neraka. Bagaimanapun kita terimalah balasan (ujian Allah itu) dengan tenang sambil mengharapkan ujian itu akan berakhir dan dosa kita terampun dan kita akan tenang semula.
    b. Untuk meninggikan darjat kita. Kita cukup suka kalau dapat naik pangkat. Jadi kalau ada ujian-ujiian Allah yang bermaksud menguji kesabaran kita supaya dinaikkan darjat kita maka patutlah sangat kita terima, sabar dan senang hati dengannya.
    3. Bila datang nikmat Allah sama ada lahir atau batin, kita akan bersyukur. Kita akan rasa keselesaan lahir kita dan ketenangan jiwa kita semuanya pemberian Allah (kuasa Allah dan nikmat daripada-Nya) .Kita tidak akan dapat mengadakan sendiri tanpa izin dan pertolongan Allah. Sebab itu kita sentiasa rasa berterima kasih kepada Allah.
    Perasaan itu menolong kita untuk ingat serta cinta kepada Allah serta redha kepada kehendak-Nya di samping membanyakkan ibadah-ibadah yang disukai-Nya serta ingin mengorbankannya kepada Allah sebagai tanda syukur kepada-Nya.
    4. Setiap kali selesai berusaha, berikhtiar dan beribadah kepada Allah, kita akan menyerahkannya kepada Allah sebagai hak mutlak-Nya untuk ditentukan hasilnya baik atau buruk, jaya atau gagal. Hatta diri kita ini berada dalam tangan-Nya. Kita serah kepada-Nya dan baik sangka kepada-Nya untuk diaturkan mengikut kehendak-Nya juga.
    5. Setiap kali kita buat dosa, kita akan takut kepada Allah. Hukuman Allah di dunia dan di Akhirat pasti berjalan kepada sesiapa yang berdosa. Maka hendaklah kita bertaubat (menyesal dan berjanji tidak akan membuatnya lagi). Kemudian, harapkan pula pengampunan Allah kerana Allah adalah Tuhan yang Maha Pemaaf, Maha Sopan Santun dan Lemah-Lembut.
    6. Kita akan sentiasa beradab dan malu dengan Allah yakni sentiasa menunaikan kehendak-Nya dengan penuh takut, rindu, harap dan cinta kepada- Nya dan cukup malu untuk sombong kepada-Nya, membelakangkan-Nya dan menjauhi-Nya. Ertinya kita sentiasa tawadhuk dengan Allah, khusyuk, berhati- hati, bimbang dan cemas kalau-kalau tersilap dengan Allah.
    7. Kita juga akan sentiasa merenung dan menyesali diri, apakah kita sudah mendapat keredhaan Allah dan keampunan daripada-Nya.
    Kita yang selalu lalai, cuai dan lemah serta berdosa ini, layakkah mendapat keredhaan dan pengam- punan-Nya? Masa ibadah kita terlalu pendek dibandingkan dengan masa kita berbual-bual kosong, berangan-angan fikir hendak luaskan dunia kita, bermegah-megah dengan harta, anak dan pengikut dan lain-lain kelalaian lagi.
    8. Layakkah kita ini masuk ke dalam Syurga? Belum pernah tercabut roma kita kerana berjuang di jalan Allah sedang ahli syurga seperti Nabi dan para sahabat pernah tercabut gigi, pecah muka, remuk tulang dan hilang nyawa kerana berjuang mempertahankan agama Allah. Pengorbanan apa yang telah kita buat yang kehebatannya mampu menebus kita dari api neraka?
    9. Setiap kali apa-apa yang kita ingini, tidak kita perolehi, kita akan redha sebab kita sedar bukan kita yang menunaikan hajat tetapi Allah. Dialah yang memberi rezeki dan menyempitkannya. Sebab itu kita tenang, kita redha dan sabar dengan kehendak Allah. Kita rasa lemah, kita tidak mampu menunaikan hajat sendiri tanpa bantuan Allah dan kita rasa malu pula untuk tidak redha dengan Allah. Siapa kita?
    Nyawa yang masih ada ini pun Allah punya. Kalau Allah matikan kita lagi teruk. Semuanya terlepas. Kerana itu kita rasa tidak mengapalah nikmat yang sedikit itu Allah tidak beri. Kita hanya boleh meminta bukan memaksa. Meminta sifat hamba dan memaksa itu sifat tuan.
    Kalaulah perasaan-perasaan (amalan-amalan ba tin) itu tidak ada dalam jasad batin kita, itu tanda- nya mujahadah kita tidak kuat dan ibadah kita tidak sampai matlamatnya (untuk mendidik jiwa) .
    Kenalah ditambah usaha lagi. Kalau ibadah cukup dan sampai matlamat, kita akan jadi orang yang bahagia, tenang dan selamat daripada sakit jiwa. Bukan kerana kita kaya, ternama dan terhormat, tetapi kerana hati kita puas dengan apa yang ada:
    • Sakit pun bahagia apalagi sihat
    • Miskin pun bahagia apalagi kaya
    • Seorang pun bahagia apalagi kalau berpengi kut
    • Dihina pun bahagia apalagi dipuja.
    Tetapi kalau hati yang tidak bersih (tidak kenal Allah), tidak berhakikat (tasawuf), dia tidak akan rasa bahagia, dia tidak pernah puas dengan nasibnya:
    • Kaya pun tidak bahagia apalagi kalau miskin
    • Sihat pun tidak bahagia apalagi kalau sakit
    • Disanjung pun tidak bahagia apalagi kalau dihina
    • Ada pengikut pun tidak bahagia apalagi kalau keseorangan.
    Orang yang boleh mendapat kebahagiaan sebe narnya hanyalah orang yang mempunyai tasawuf (kerohanian) yang tinggi. Merekalah yang membangunkan dan mendapatkan syurga untuk dunia dan Akhirat mereka. Amalan-amalan mereka lahir dan batin menyela- matkan mereka di dunia dan Akhirat. Hati mereka yang selamat di dunia itu jugalah yang akan selamat di Akhirat. Merekalah yang mendapat kemanisan iman, kelazatan beribadah kerana hatinya benar-benar cinta Allah dan Rasul dan benci kepada mungkar dan maksiat.
    Bersabda Rasulullah SAW: Tiga perkara ini, sesiapa yang memilikinya akan mendapat kemanisan iman:
    1. Menyintai Allah dan Rasul lebih daripada lainnya.
    2. Mencintai seseorang semata-mata kerana Allah.
    3. Benci kembali kepada kekufuran sepertimana benci dicampak ke Neraka.
    (Riwayat: Ahmad, Al Bukhari dan Muslim, At Tarmizi, An Nasai dan Ibnu Majah)
    Bila mendapat kemanisan iman, penderitaan menjadi kecil dan dunia tidak ada ruang dalam hatinya. Hatinya asyik dengan Allah. Ini berlaku pada sahabat-sahabat Rasulullah. Bilal, waktu dijemur di tengah panas serta diazab untuk dipaksa kembali kepada kekufuran, dengan tenang dia menjawab, “Ahad, Ahad.” Azab tidak terasa azab lagi. Ini juga berlaku pada seorang sahabat. Untanya dicuri orang di waktu malam semasa sedang bersembahyang. Dia tidak menghentikan sembahyangnya. Dia terasa kemanisan iman dan ibadah hingga lupa bertindak terhadap pencuri itu.
    Cerita lain, ada dua orang sahabat yang Rasulullah lantik mengawal tentera Muslimin di satu peperangan di waktu malam. Seorang tidur sementara seorang lagi jaga danbersembahyang. Tiba-tiba datang spy musuh, dan ternampaklah kedua sahabat tadi lalu ia menarik busar panah dan memanah sahabat yang sedang sembahyang. Sahabat itu tidak memutuskan sembahyangnya. Dipanah lagi, sampailah kali ketiga barulah dibangunkan sahabatnya dan berkata, “Kalau tidak takut me nimpa umat Islam nescaya aku tidak berhenti sembahyang.”
    Begitulah kemanisan iman yang dirasai.

    kita hanya mampu merancang.....

     
                                                                 Jodoh itu milik ALLAH 
    Dia yang SeLAYAKnya mengatur dan merancang

    Kehidupan hamba-hambaNya

    Jodoh itu milik ALLAH
    Dia yang SeLAYAKnya mengatur dan merancang
    Kehidupan hamba-hambaNya

    Sehebat mana pun kita mencari cinta
    Kita tidak mampu yakin si dia jodoh kita

    Kerana di atas sana
    Telah tertulis siapa sebenarnya si dia untuk kita

    Nak yang baik, diri kena baik.
    Tapi..
    Diri kita dah baik sangat ke?
    Untuk mengdambakan mereka-mereka yang baik?

    Bukankah baitul muslim itu lahir daripada individu muslim?

    akhirnya,

    berdoalah,
    berdoalah,